Tanaman Padi Roboh Akibat Angin Kencang di Penengahan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sejumlah petani padi di Lampung Selatan, terpaksa melakukan pengikatan batang padi roboh, akibat hujan dan angin kencang.

Atin, salah satu petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, menyebut, tanaman padi seluas satu hektare miliknya roboh akibat hujan deras disertai angin kencang, pada Minggu (21/4) hingga Senin (22/4). Padi varietas Ciherang berusia sekitar dua bulan miliknya harus diikat menggunakan tali plastik.

Menurutnya, pengikatan tanaman padi dengan plastik rafia, dilakukan karena padi baru bisa dipanen saat usia tiga bulan lebih. Pengikatan dengan tali dilakukan pada beberapa rumpun tanaman padi, lalu ditegakkan.

Mengikat tanaman padi dilakukan pada sejumlah rumpun padi yang rebah ke tanah atau dikenal dengan istilah ayeuh. Keterlambatan pengikatan rumpun padi, menurutnya bisa berimbas bulir padi rontok, terserang hama wereng serta padi berkecambah.

Meski menanam padi varietas Ciherang rumpun pendek, akibat kencangnya angin serta derasnya hujan sebanyak belasan petak tanaman padi miliknya roboh. Sebanyak empat gulung plastik berukuran masing-masing sepanjang seratus meter, digunakan untuk pengikatan.

Ia mengatakan, butuh waktu lima hari untuk melakukan pengikatan pada rumpun padi yang roboh. Sebab, butuh kehati- hatian untuk melakukannya, dan menegakkan rumpun padi yang roboh.

“Hujan serta arah angin yang berlawanan ke segala arah membuat tanaman padi roboh secara tak beraturan, saat pengikatan harus berhati-hati menghindari padi, mengalami kerusakan karena sebagian sudah terendam oleh genangan air,” beber Atin, Senin (22/4/2019).

Pengikatan batang padi, diakui Atin, mendesak dilakukan karena sebagian bulir padi masih hijau atau belum masak. Butuh sekitar satu bulan lebih untuk proses pemasakan.

Lihat juga...