Meski Tidak Laku, Magdalena Setia Jual Kain Tenun
Editor: Mahadeva
MAUMERE – Berdagang adalah pekerjaan sambilan yang dilakoni Magdalena Vinsensia (51), seorang pedagang kain tenun ikat di pasar Alok Maumere.
Sehari-hari, perempuan tersebut bekerja menenun, namun saat musim tanam hingga panen, Dia membantu suami di kebun. “Saya hanya menjual kain tenun saat hari pasar saja. Biasanya setiap hari Selasa yang merupakan hari pasar mingguan, saya selalu menjual kain tenun di Pasar Alok,” sebut Magdalena, Selasa (2/4/2019).
Kain tenun ikat yang dijual, hasul menenun sendiri. Kegiatan tersebut dilakukan usai mengurus keluarga. Kalau tidak memiliki waktu, Dia harus membayar orang lain untuk mengikat motif dan menenun, Rp150 ribu perlembar kain tenun. “Saya hanya menyiapkan benang dan dicelup warnanya sesuai warna motif yang akan ditenun. Setelah itu baru membayar orang untuk mengikat motif dan menenun hingga selesai,” ujarnya.
Kain yang telah selesai ditenun dibawa Magdalena ke Pasar Alok untuk dijual langsung. Hanya bermodalkan sebuah karung bekas untuk alas berdagang dan meletakan kain tenun dagangannya. Meski sederhana, Magdalena tetap setia menunggu pembeli datang. “Hari ini (Selasa, 2/4/2019) belum laku satu lembar-pun. Tadi memang banyak yang tanya, tetapi harganya tidak cocok sebab saya ingin menjual dengan harga Rp500 ribu sampai Rp550 ribu selembarnya,” ungkapnya.
Dari selembar kain tenun yang terjual, Magdalena mendapatkan keuntungan Rp100 ribu. Setiap minggunya, Magdalena hanya bisa menjual paling banyak dua hingga tiga lembar kain tenun saja. “Di rumah, kadang ada yang datang membeli, biasanya kalau ada keperluan untuk diberikan kepada keluarga yang mengalami kedukaan, atau saat pesta nikah. Paling banyak saya menjual motif Mawarani dan Pedang Puhun, dari lima motif yang biasa ditenun,” ucapnya.