Dua Desa di Sikka Diusulkan Jadi Desa Migran Produktif

Editor: Mahadeva

Selain itu, desa akan menjadi pusat informasi mengenai pekerja migran ilegal. Dengan begitu, masyarakat semakin paham dan mau tidak lagi bekerja di luar negeri secara ilegal.

Mikael Renaldi Toda, pendamping kelompok di Desa Done menyebut, banyak pekerja migran di Desa Done tidak bisa berangkat lagi ke luar negeri. Hal itu karena, visa mereka sudah habis masa berlakunya. Bahkan ada yang dideportasi dari luar negeri.

“Makanya, saat ada pemberdayaan ini mereka bisa mendapatkan modal untuk kelompok dan membuka usahanya. Kalau di Desa Done dibentuk kelompok pengolahan minyak kemiri, sementara di Dobo memproduksi minyak kelapa murni,” terangnya.

Usaha kelompok tersebut kini berkembang pesat. Anggota kelompok rutin berproduksi. Produknya dijual di toko, apotek dan minimarket di Kota Maumere. Tercatat, permintaannya-pun terus mengalami peningkatan dari hari ke hari.

“Sekarang, setiap orang perbulan bisa mendapatkan penghasilan minimal Rp1 juta. Kami sedang berusaha untuk meningkatkan produksinya, dan mencari pasar di luar daerah, agar produksinya bisa lebih banyak dan pendapatan yang diterima anggota kelompok bisa lebih besar,” pungkasnya.

Lihat juga...