Cuaca Tidak Bersahabat, Pasokan Ikan Menurun
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Hasil tangkapan ikan di wilayah perairan Selat Sunda sedang minim. Imbasnya, pasokan ikan laut menurun.
Subari, salah satu nelayan bagan congkel di pusat pendaratan ikan Muara Piluk Bakauheni menyebut, dua hari terakhir kondisi cuaca diperairan tidak bersahabat. Nelayan harus mengalami larat atau terseret angin dan arus. Selain angin kencang, ketinggian gelombang di perairan Selat Sunda sisi utara mencapai 1,25 hingga 2,50 meter.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung, kondisi angin kencang mencapai dua hingga 15 knots. Selain angin kencang dan gelombang, perairan Selat Sunda juga mengalami hujan sedang. Potensi angin bertiup dari Timur laut hingga Tenggara, dengan kecepatan antara dua hingga 25 knots.
Imbasnya, nelayan memilih menepi atau berlindung di balik Pulau Kandang Balak dan Pulau Prajurit. Ada pula nelayan yang memilih kembali ke dermaga Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Muara Piluk. Nelayan memilih memperbaiki peralatan tangkap, dan beristirahat demi keselamatan. “Kami selalu melihat informasi prakiraan cuaca dari BMKG, dua hari terakhir kondisi di Selat Sunda tidak bersahabat. Nelayan kembali merapat di dermaga karena khawatir mengalami kecelakaan laut,” terang Subari kepada Cendana News, Sabtu (20/4/2019).
Minimnya pasokan, membuat pedagang ikan keliling atau pelele, kesulitan memperoleh dagangan. Juanda, pelele asal Bakauheni menyebut, harus mendapatkan ikan laut segar dari wilayah Kecamatan Ketapang. Ikan segar jenis tenggiri, ikan kembunh dan ikan tanjan, diperoleh dari nelayan rawe dasar. Nelayan rawe dasar mencari ikan dari sekitar pulau di Ketapang, seperti Pulau Mundu, Pulau Seram, Pulau Keramat dan Pulau Suling.