Berawal dari Buruh, Pemuda Ini Sukses Kembangkan Usaha Mahar

Editor: Satmoko Budi Santoso

Meski begitu di bulan-bulan lainnya, seperti seusai hari raya Idul Fitri atau saat bulan Besar atau Idul Adha, Sarjianto akan menerima banyak pesanan mahar seiring banyaknya masyarakat yang menggelar hajatan pernikahan.

Jika sedang ramai ia pun mengaku bisa mendapatkan pesanan mahar hingga 5 biji setiap hari.

“Untuk harga, bervariasi. Mulai dari Rp250 ribu untuk ukuran kecil, hingga ada yang mencapai Rp1,5 juta untuk mahar jenis tiga dimensi,” katanya.

Salah satu kunci keberhasilan usaha pembuatan mahar pernikahan miliknya, menurut Sarjianto, adalah kreativitas dan keinginannya untuk selalu belajar. Yakni dalam membuat varian atau model mahar pernikahan baru yang dianggap sedang ngetren dan banyak disukai masyarakat.

“Ya memang harus up date model dan jenisnya secara terus menerus. Kalau misalnya yang sedang ngetren pakai tambahan jam dinding ya kita harus ikuti. Kalau nggak gitu akan ditinggalkan pelanggan,” katanya.

Mengerjakan pesanan seorang diri, Sarjianto biasa membuat berbagai macam jenis mahar pernikahan. Mulai mahar dari uang kertas yang dibentuk, mahar kaligrafi, mahar tiga dimensi, hingga mahar berbahan kain beludru. Selain itu ia juga menerima pesanan pigura foto atau pun hiasan dinding kaligrafi.

“Kalau saat ini yang sedang ngetren itu mahar dengan hiasan kaligrafi dari bahan beludru dan prada,” pungkasnya.

Lihat juga...