Petani Melon Premium di Sleman Sukses Pasarkan Produk Sendiri Lewat Medsos
Editor: Koko Triarko
YOGYAKARTA – Perkembangan era digital yang sangat pesat saat ini menjadi keuntungan luar biasa bagi para petani di Tanah Air. Dengan memanfaatkan media sosial dan internet, seorang petani yang awalnya sangat tergantung pada tengkulak, kini bisa memutus rantai distribusi dengan memasarkan produk pertaniannya secara langsung kepada konsumen.
Hal seperti itulah yang sedang tren dilakukan para petani milenial saat ini.
Tanpa perlu mengeluarkan modal besar, seorang petani kini bahkan sanggup membuka supermarket di lahan pertanian miliknya sendiri.
Seperti dilakukan petani melon di Dusun Kliran, Sendangagung, Minggir, Sleman, Sri Suhandari.
Bersama suaminya, wanita 40 tahun ini fokus mengembangkan usaha budidaya sekaligus penjualan melon premium di rumahnya.
Memanfaatkan lahan seluas 550 meter persegi, ia menanam berbagai jenis melon premium yang biasanya dijual di supermarket, seperti Haniglove, Golden Luna, Kirani, Intanon, hingga Dalmation. Tak hanya sekadar memproduksi, ia juga menjual produk pertaniannya tersebut secara langsung di lokasi.
“Sejak awal, arahnya kita memang mau jual langsung di sini (lahan pertanian/budidaya). Jadi konsepnya semacam wisata petik buah sendiri di kebun. Selain buah lebih fresh, masyarakat kan juga bisa melihat langsung proses budidaya yang ada. Sehingga jadi tambahan daya tarik tersendiri,” ungkapnya belum lama ini.
Meski belum lama berjalan, usaha budidaya sekaligus penjualan melon Ndari bisa dibilang cukup berhasil.
Hanya dalam waktu kurang dari seminggu pascapanen, seluruh hasil panen melon premium produksinya langsung ludes terjual. Semuanya bahkan dibeli oleh konsumen dengan cara datang langsung ke kebun miliknya.