Usaha Jamu Didorong Gunakan Apoteker
Editor: Mahadeva
PURWOKERTO – Pengusaha jamu didorong mulai menggunakan jasa apoteker. Keberadaan apoteker untuk memastikan produk jamu yang dihasilkan menjadi produk yang aman dan sehat untuk dikonsumsi.
Keberadaan apoteker, juga untuk mengikis image jamu Berbahan Kimia Obat (BKO). Kepala Loka POM Banyumas, Sulianto, mengatakan, untuk menghapus image jamu BKO, dibutuhkan sinergitas semua berbagai pihak.Dalam hal ini, pengusaha jamu dengan apoteker.
ʺKita harus bersinergi untuk membangun kembali citra jamu di wilayah Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara. Image BKO sudah terlanjur melekat, padahal di sisi lain sebenarnya masih banyak industri jamu rumahan yang diproduksi secara sehat dan tanpa BKO,ʺ tutur Sulianto, dalam Forum Group Discussion (FGD) untuk menjembatani pengusaha jamu dan apoteker, Selasa (26/3/2019).
Sulianto menyebut, apoteker harus mulai berkarir di produk jamu. Sebaliknya, industri jamu juga harus membuka pintu lebar-lebar untuk melibatkan apoteker.
Ketua Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI), Mukit Hendrayatno, menyampaikan, dari sekian banyak industri jamu yang tumbuh di wilayah Banyumas dan sekitarnya, yang sudah mengantongi izin resmi hanya sekira 10 perusahaan.
Mereka yang memegang izin, sudah menggunakan jasa apoteker. Dipastikan produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi. ʺBaru sekitar 10 industri yang berizin resmi, kondisi ini tentu memprihatinkan, karena perusahaan jamu lainnya bisa dibilang termasuk kategori ilegal. Sementara produksi mereka belum tentu mengandung BKO. Karena itu, kita membuka pintu lebar-lebar, supaya mereka merapat dan segera mengurus izin dan mulai memproduksi jamu yang aman, sehat dan legal,ʺ terangnya.