Pendidikan Karakter dan Mimpi TK Primantari agar Terus Bersinar
Editor: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Pagi itu cuaca mendung menyelimuti desa Langir, kecamatan Kangae, kabupaten Sikka. Gerimis pun sesekali turun membasahi tanah. Kondisi ini ternyata tidak menyurutkan semangat murid TK Primantari untuk ke sekolah mengenakan pakaian adat Sikka.
Murid lelaki mengenakan kemeja putih dan kain tenun ikat. Tak lupa ikat kepala dan selempang dari kain tenun dililitkan di pinggang. Murid perempuan terlihat cantik dengan balutan kain tenun dan baju Tengge berwarna cerah. Tak lupa gelang gading melingkar di kedua tangan.
TK yang berada dikelilingi kebun jagung di desa Langir kecamatan Kangae ini, didirikan 10 Juni tahun 2010. Jauh sebelum dana desa mengucur deras hingga merambah ke pelosok desa, aparat desanya sudah mendirikan sebuah sekolah dengan dana terbatas.
“Saya berinisiatif mendirikan sebuah sekolah TK yang bisa menampung anak-anak di desa kami. Dengan dana terbatas dan masyarakat secara swadaya ikut membantu, akhirnya sekolah ini bisa didirikan,” sebut Ignatius Iking, mantan kepala desa Langir, Minggu (17/3/2019).
Iking bercerita mengenai mimpi besarnya saat menjabat kepala desa untuk mempersiapkan sumber daya manusia desanya sejak dini. Ini yang membuat dirinya memberi nama sekolah milik desa tersebut.
Primantari merupakan nama yang diadopsi dari kata prima dan mentari. Prima bermakna selalu menjadi yang pertama dan prima. Sementara mentari maknanya selalu bersinar untuk semua orang.
“Harapan dan mimpi besar kami, sekolah ini bisa selalu menjadi yang terdepan dan terus hidup serta bertahan mendidik anak-anak sejak usia dini. Nilai-nilai positif yang ditanamkan sejak dini tentu sangat bermanfaat nantinya,” ungkapnya.