Jambore Pesisir, Sarana Edukasi Pengurangan Sampah
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Keberadaa sampah plastik di wilayah perairan dan berbagai sampah yang tidak bisa terurai, mendapatkan perhatian serius Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Ir.Agus Dermawan, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut menyebut, sampah yang dibuang ke laut merusak biota laut. Oleh karenanya jumlah sampah harus di kurangi. Salah satu cara yang bisa dilakukan, dengan memberikan penyadaran untuk menjaga lingkungan laut.
Sangat penting mengajak semua elemen masyarakat termasuk Pramuka, sebagai bagian dari generasi milenial, untuk ikut menjaga kebersihan laut. Selain itu, pelibatan ASDP Indonesia Ferry, sebagai perusahaan yang bergerak di jasa penyeberangan laut, bisa ikut menjaga kebersihan laut. Gerakan penyadartahuan pengurangan sampah digaungkan KKP melalui, Gerakan Menghadap Laut. Kegiatannya mengajak masyarakat membersihkan laut.
Sampah yang dibuang ke laut menjadi ancaman terbesar lingkungan di Indonesia. Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah plastik di dunia. Gerakan sekecil apapun untuk mengurangi aktivitas membuang sampah ke laut, harus dikenalkan sejak dini seperti melalui Pramuka. “Gerakan bersih pantai menjadi perilaku yang harus dilakukan secara berkelanjutan. Sampah bisa mengakibatkan kawasan wisata ikut terkontaminasi berbagai jenis sampah,” terang Ir. Agus Dermawan di acara Jambore Pesisir, Rabu (13/3/2019).
Sesuai data, sebanyak 1,29 juta ton sampah masuk ke laut setiap tahunnya. 30 persen dari sampah tersebut adalah sampah plastik. Banyaknya sampah yang masuk ke laut, menjadikan kawasan wisata menjadi tidak nyaman, kematian biota laut semakin sering terjadi. Saat ini, ada generasi muda yang sudah menggagas gerakan pengurangan sampah. Seperti, Dibers Clean Action (DCA) oleh Swietenia Puspa Lestari, kegiatan Bye Bye Plaastic Bag (BBPB) yang digagas oleh Melati Wisjen.