Gubernur DKI Panen Buah Duku dan Salak Condet

Editor: Koko Triarko

“Saya ingin mengundang keluarga mari kita datangi CBC, kemudian bisa dipakai untuk keluarga datang ke sini. Ajak anak-anak kita untuk lihat, kebanyakan anak-anak di kota melihat buah-buahan ketika sudah ada di meja,” imbuhnya.

Menurut orang nomor satu di Ibu Kota Jakarta itu, buah Duku tersebut mempunyai keunikan dibandingkan Duku dari wilayah lain di Indonesia. Keunikan Duku Condet, yakni memiliki tangkai.

“Dukunya pun unik, tadi saya diberitahu kalau bertangkai itu berarti duku dari Condet,” tuturnya.

Selain bertangkai, Anies menyebut Duku Condet memiliki rasa lebih manis, yang berbeda dengan Duku lainnya. “Terasa sekali memang berbeda, manis, enak, rasanya enggak mau berhenti makan,” kata dia.

Usai mencicipi Duku dan Salak, Anies mengatakan, bahwa ruang terbuka hijau di DKI, khususnya di wilayah Condet, tinggal 3 hektare. Sementara di Jakarta secara keseluruhan tinggal 20 hektare.

“Menurut penuturan teman-teman warga Condet, sebetulnya lahan-lahan di sini dulu seperti ini, bahkan disebutkan pada 1980an, sepanjang tepian Ciliwung suasananya sama seperti ini, ini sudah tinggal 3 hektare, dan ada titik-titik lain kalau dikumpulkan bisa sampai 20 hektare tersebar,” jelasnya.

Karena itu, Anies mengajak lahan terbuka hijau yang bersisa 20 hektare itu bisa dijaga oleh masyarakat.

“Kita berharap, ini semua kita jaga, jangan semua lahan di Jakarta apalagi tempat-tempat hijau seperti ini dikonversi menjadi bangunan itu,” ujar Anies.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta, Darjamuni, menyampaikan, pihaknya saat ini mengurus sertifikat tanda pendaftaran tanaman varietas Duku Condet di Kementerian Pertanian. Sementara untuk Salak Condet sudah disertifikasi.

Lihat juga...