Final IBL, Starpac Hadapi Satria Muda Pertamina

Kemenangan itu, membuat Aspac sukses mencatatkan sejarah dengan meraih trisinambung (three-peat) juara Kobatama 2000-2002, yang kemudian diperpanjang menjadi catursinambung (four-peat) saat kompetisi bertransformasi menjadi IBL pada 2003 dengan menundukkan Bhinneka Sritex Solo 2-0 di partai final.

Sementara kompetisi basket di Indonesia terus bertransformasi seperti remaja yang mencari bentuk, dari Kobatama, IBL, NBL (Liga Bola Basket Nasional) dan kembali lagi ke IBL, seperti Stapac yang terus bergonta ganti nama, rivalitas antara Stapac dan Satria Muda tetap berlanjut.

Satria Muda menjadi tim yang sukses mencegah ambisi Stapac memperpanjang rekor mereka menjadi pancasinambung (5-peat) dengan memenangi partai final IBL 2004 lewat dua gim langsung.

Stapac sempat kembali menjuarai IBL 2005, namun Satria Muda sukses membangun dinasti jawara mereka bukan saja dengan menyamai rekor Stapac tapi melampauinya hingga satsinambung (6-peat) dengan meraih juara IBL 2006-2009 serta NBL 2010/2011 dan 2011/2012.

Siapa yang menghentikan ambisi Satria Muda mencapai saptasinambung? Stapac. Mereka menjuarai NBL dua musim beruntun pada 2012/2013 dan 2014/2015.

Sayangnya, sejak itu Stapac tak lagi pernah mencapai final. Total Stapac meraih 12 gelar juara, delapan di era Kobatama, dua di era IBL termin pertama dan dua di era NBL.

Sementara Satria Muda melanjutkan dinasti mereka, hingga berani melabeli diri sebagai Juara Indonesia.

Satria Muda menjuarai edisi pamungkas NBL pada 2014/2015 dan menambah satu gelar lagi pada IBL 2017/2018 lalu. Secara keseluruhan 10 gelar juara Satria Muda diperoleh sekali di era Kobatama, lima kali di era IBL termin pertama, tiga kali di era NBL dan satu lainnya di era IBL kini.

Lihat juga...