El Nino Lemah tak Pengaruhi Sirkulasi Monsun
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Dampak El Nino lemah, dinyatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak akan mempengaruhi sirkulasi Monsun. Artinya, tidak akan mempengaruhi peralihan musim hujan ke musim kemarau. Diprediksi, musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia pada Juni hingga Agustus 2019, dan berpuncak pada Agustus hingga September 2019.
Kasubbid Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto M.Sc., menyatakan musim kemarau berkaitan erat dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi angin Timuran (Monsun Australia).
“Peralihan peredaran angin Monsun diprediksi akan mulai di wilayah Nusa Tenggara pada Maret 2019. Diikuti dengan wilayah Jawa dan Bali pada April 2019. Baru memasuki sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei dan akhirnya Monsun Australia akan dominan pada Juni hingga Agustus,” kata Siswanto, Rabu (13/3/2019).
Wilayah-wilayah yang memasuki musim kemarau pada Mei sebanyak 99 ZOM atau 28.9 persen, meliputi sebagian Bali, Jawa, Sumatra dan sebagian Sulawesi.
Sementara, 96 ZOM atau 28.1 persen yang meliputi sebagian wilayah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua akan masuk awal musim kemaraunya pada Juni 2019.
“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis Awal Musim Kemarau periode 1981-2010, Awal Musim Kemarau 2019 di Indonesia umumnya sama. Dengan rerata klimatologisnya pada 127 ZOM (37.1 persen), lebih maju pada 97 ZOM (25.5 persen), dan lebih mundur pada 128 ZOM (37.4 persen),” jelas Siswanto.
Lebih lanjut, Siswanto menyampaikan jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis Curah Hujan Musim Kemarau periode 1981-2010, kondisi Musim Kemarau 2019 diperkirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya pada 214 ZOM atau 62.6 persen.