Tidak Saling Serang, Debat Capres Kedua Hambar
Editor: Mahadeva
PURWOKERTO – Debat sesi kedua Calon Presiden Pemilu 2019, dinilai sama sekali tidak hidup dan terasa hambar. Tidak ada momentum saling serang, adu argumentasi, ataupun mempertahankan pendapat dan perang data.
ʺIstilah debat itu kan mengandung makna saling serang, mempertahankan pendapat, beradu data dan sejenisnya. Tetapi yang saya lihat dari debat kedua ini justru saling memberi pendapat saja, kedua capres (Calon Presiden) terlihat enjoy dan ekspresi sebagai bentuk debat sama sekali tidak muncul,ʺ kata Guru besar Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Profesor Hibnu Nugroho SH MH, Senin (18/2/2019).
Prof Hibnu menyatakan, jauh lebih bagus debat pertama, karena ada upaya mempertahankan pendapat, adu argumen dan saling serang. Ekspresi debat juga muncul, sehingga masyarakat bisa menilai dengan gamblang kedua capres. Terkait hal-hal yang disampaikan kedua capres, Prof Hibnu menyebut tidak ada yang baru. Bagi kalangan perguruan tinggi, materi yang disampaikan kedua capres biasa-biasa saja.
ʺUntuk ajang penyampaian gagasan dan ide, sudah masuk. Banyak menyampaikan gagasan. Namun, untuk kategori debat masih sangat jauh, sekalipun dari pihak moderator sudah membuka ruang debat langsung antar capres, tetapi tidak berjalan maksimal,ʺ tandasnya.
Untuk debat sesi terakhir, Prof Hibnu memberi masukan, supaya benar-benar menjadi ajang debat capres, Komisi Pemilihan Umum (KPU) disarankan membuka durasi debat lebih panjang. Dalam debat, butuh waktu untuk meyampaikan data dan perang argumen berdasarkan data tersebut.
Dari sisi penampilan dan kesiapan capres, menurut Prof Hibnu, keduanya tentu sudah siap. Kepandaian dan kecerdasan pasangan calon tidak diragukan lagi. Namun, seharusnya pihak lawan, dalam hal ini Prabowo Subiakto, bisa mencari sisi lemah petahana, dengan mengumpulkan banyak data untuk menyerang lawan.