Sinergi Lintas Unsur Bangkitkan Pariwisata Rajabasa
Editor: Koko Triarko
Puluhan pelaku usaha pariwisata terdampak, terutama Usaha Kecil Menengah (UKM) diberi kemudahan untuk kembali mendapatkan permodalan. Kegiatan bertajuk forum group discussion (FGD) pada awal Februari lalu, disebutnya membantu pelaku usaha pariwisata bangkit.
“Para pelaku usaha mendapat keringanan, karena tidak adanya agunan pascatsunami, dan difasilitasi untuk mendapatkan kucuran dana dari sektor perbankan dengan bunga rendah,” terang Syaifuddin Djamilus.
Selain bantuan permodalan melalui sektor perbankan dengan mekanisme yang lebih mudah, pelaku usaha pariwisata juga diberi pelatihan.

Pelatihan tersebut berupa peningkatan kemampuan untuk mengakses informasi pasar, teknologi serta peningkatan sumber daya. Sebab, sektor pariwisata saat ini sudah sangat bergantung dengan peranan teknologi, baik dari sisi promosi hingga kemudahan akses dalam menjangkau lokasi.
Pembenahan homestay dengan penataan berbasis lingkungan, sekaligus menjadi cara menghidupkan sektor wisata bahari usai tsunami.
Yodistira Nugraha, pegiat wisata dengan komunitas Peduli Wisata (Pelita) yang dikelolanya, mengaku bangkitnya sektor pariwisata bahari butuh proses panjang.
Kemauan dari pelaku usaha untuk bangkit, dukungan unsur lain ikut mendorong beraktivitasnya usaha pariwisata. Melalui komunitas Pelita dan Sakai Sambaiyan, Yodis mulai menggalang dana untuk memberi permodalan bagi pelaku usaha pariwisata.
Permodalan tersebut berupa fasilitas, peralatan serta ide, sehingga usaha pariwisata kembali bergairah.