Pengiriman Sapi Potong NTB Didorong Dalam Bentuk Daging

Editor: Mahadeva

Gubernur NTB, Zulkiflimansyah/foto : Turmuzi

MATARAM – Pengiriman daging sapi ke luar daerah dari Nusa Tenggara Barat didorong lebih banyak dalam bentuk daging. Hal tersebut mempertimbangkan efisiensi biaya pengiriman. Selama ini, pengiriman sapi dilakukan dalam bentuk ternak hidup, terutama ternak dari Kabupaten Sumbawa.

“Selama ini pengiriman sapi masih banyak dilakukan dalam bentuk hidup, untuk efisiensi dan mempermudah proses pengiriman, maka perlu didorong dalam bentuk daging,” kata Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkiflimansyah, Senin (18/2/2019).

NTB adalah daerah pengembangan sapi nasional. NTB termasuk daerah yang banyak mengirim daging sapi ke luar daerah seperti Jakarta. Karena itu, proses pengiriman harus dibuat lebih modern dan lebih mudah. Pengiriman dalam bentuk daging, selain mempermudah proses pengiriman, juga bisa dilakukan dalam volume yang lebih banyak. Pengiriman dalam bentuk daging juga bisa membuka lapangan kerja baru.

“Kepada peternak yang tergabung di dalam Persatuan Pedagang Hewan Nasional Indonesia (PPHNI), mulai 2019 ini sudah mulai diarahkan untuk pengiriman sapi dalam bentuk daging, bukan ternak hidup,” jelasnya.

Lebih lanjut Zul menambahkan, para pengusaha juga telah diminta berkomitmen untuk berproses dengan sistem pengiriman tersebut. Bagi pengusaha, yang tidak beritikad untuk berproses ke arah tersebut akan diberi sanksi menyetop perizinan usaha.

Pengurus PPHNI Sumbawa, Rusdi Darmawansyah, mengatakan, pengusaha ternak memiliki konstribusi yang cukup besar untuk daerah. Setiap pengiriman per-ekor sapi, dikenakan retribusi sebesar Rp105 ribu. Tidak heran jika PAD dari pengiriman ternak setiap tahunnya mencapai Rp2 miliar. Setiap hari, pengiriman sapi rata-rata mencapai 75 ekor.

Lihat juga...