Pemkot Denpasar Digitalisasi Sastra Lontar Bali

Editor: Koko Triarko

DENPASAR – Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram, menegaskan, sebagai kota berwawasan budaya, beragam upaya terus digencarkan guna mendukung pelestarian dan pengembangan seni, budaya, tradisi serta kearifan lokal setempat.

Kali ini, Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan dengan menggandeng Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA), melestarikan karya sastra lontar Bali dengan menggunakan sistem digitalisasi.

Ngurah Mataram menjelaskan, keberadaan lontar sebagai warisan budaya Bali, khususnya bidang sastra sangat penting. Beberapa lontar menyimpan nilai penting peradaban, tata cara pengobatan tradisional, sejarah, serta masih banyak lainnya.

“Lontar merupakan kebudayaan Bali di bidang sastra, di dalam lontar banyak terdapat nilai serta ilmu-ilmu yang menceritakan kehidupan masyarakat Bali terdahulu,” jelas Mataram, saat ditemui Minggu, (17/2/2019).

Lebih lanjut dikatakan, lontar yang sebagian besar bahannya terbuat dari daun lontar, menjadikan lontar rentan mengalami kerusakan. Guna menghindari kerusakan tersebut, sistem digitalisasi merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan.

“Mengingat masih banyak masyarakat yang menganggap lontar itu tenget dan rentang rusak, maka dengan digitalisasi, isi lontar tersebut sudah tersimpan dan dapat dibaca tanpa membuka cakupan lontar aslinya,” kata Mataram.

Salah satu Tim Cagar Budaya Kota Denpasar, Yudha Wasudewa, berharap digitalisasi sebagai kegiatan percontohan pelestarian lontar dengan sistem digitalisasi. Upaya seperti ini sangat langka, mengingat cakupan kewilayahan digital manuskrip DREAMS adalah Asia Tenggara.

Lihat juga...