Pemda Flotim Minta Tanggal Pemilu Dipertimbangkan
Editor: Satmoko Budi Santoso
Bila permohonan pemerintah daerah Flotim tersebut tidak diakomodir, Agus mengimbau agar masyarakat khususnya umat Katolik pada pagi harinya mengikuti pencoblosan dan sore harinya Misa di gereja.
“Kalau belum ada keputusan kita memberlakukan amanah gereja Katolik, berikan kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar dan berikan kepada Alllah apa yang menjadi hak Allah. Pagi memilih dan sore atau malamnya ke gereja sebab memilih pemimpin juga penting,” tegasnya.
Sementara itu, pemerintah provinsi NTT pun seperti dikatakan Kapolda NTT, juga meminta hal yang sama. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, sudah menyampaikan permasalahan ini ke pemerintah pusat.
“Kami sangat khawatir jika pelaksanaannya dilakukan pada hari Rabu tanggal 17 April 2019 tersebut, maka tentu akan sangat berpengaruh terhadap tingkat partisipasi pemilih,” kata Kapolda NTT, Irjen Pol. Raja Erizman.
Polda NTT pun, tambah Erizman, secara institusional, juga telah menyampaikan secara tertulis kepada pemerintah provinsi NTT terkait dengan permasalahan yang akan timbul ini. Apalagi ritual Semana Santa tersebut sudah berlangsung ratusan tahun.
“Kami khawatir masyarakat tidak peduli dengan pemilu sebab mereka fokus dengan kegiatan ritual keagamaan saat Semana Santa tersebut,” pungkasnya.