Mengenal Gac, Buah dari Surga yang Banyak Manfaat
Editor: Mahadeva
JAKARTA – Gac atau Momordic cochonchinensis, adalah salah satu buah langka yang dikoleksi Taman Buah Mekarsari. Banyak pengunjung yang mengaku tidak mengetahui buah yang memiliki duri tumpul di kulit luarnya tersebut.
Supervisor pengembangan hasil penelitian dan landscape gardener, Taman Buah Mekarsari, Junaedi, menyebut, Gac juga dikenal dengan nama buah dari surga atau Fruit of Heaven. “Kalau kita buka, buah ini bagian dalamnya mirip dengan markisa. Warna daging buahnya merah, dan dibungkus dengan cangkang berwarna kuning terang,” kata Junaedi, Jumat (15/2/2019).
GAC merupakan buah yang dapat tumbuh dengan baik di daratan Indonesia. Orang mulai mengenal buah tersebut, karena adanya promosi penjualan dari Vietnam. “Buahnya berbentuk bulat agak lonjong. Kulit buahnya keras, dengan duri tumpul di luar. Saat masih muda berwarna coklat kehijauan, yang akan berubah menjadi warna jingga kemerahan ketika matang,” jelas Junaedi.
Buah yang satu genus dengan tanaman paria (Momordica charantia) tersebut, dikenal dengan nama berbeda di Indonesia. Ada yang menyebutnya sebagai tepurang, pakurebu, pupia, teruah maupun torobuk. “Gac mulai berbuah pada usia 9 bulan. Sekali berbuah, tanaman ini terus akan berbuah,” tambah Junaedi, seraya menunjuk pada tanaman merambat koleksi tanaman langka di kebun Blok D tersebut.
Pertumbuhan bunga hingga buah matang, memerlukan waktu sekira dua bulan. Bunga yang sudah diserbuki, akan menjadi buah hijau dalam waktu tiga minggu. “Dalam jangka waktu tiga minggu kemudian, buahnya akan berubah menjadi hijau kekuningan, atau kuning seluruhnya. Akan berubah terus hingga menjadi jingga. Kalau di Mekarsari, kulit buahnya tidak bisa menjadi merah seperti buah yang tumbuh di Thailand. Mungkin pengaruh alamnya,” tutur Junaedi.