Mataram Berbenah, Bangkitkan Pariwisata Pascagempa

MATARAM — Tak jauh dari pantai yang bersebelahan dengan kota tua, Ampenan, terdapat pohon beringin yang menjulang tinggi dengan akar yang mendekap makam tua.

Konon makam yang diselimuti akar pohon beringin itu, merupakan tempat dikuburkan jasad salah seorang penyebar agama Islam, Maulana Syech Gaus Abdurrazak.

Makam Loang Baloq di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat itu, merupakan salah satu objek wisata religi di Kota Mataram yang ramai dikunjungi wisatawan.

Objek wisata Taman Loang Baloq yang dikeramatkan oleh sebagian warga Lombok itu, dibanjiri pengunjung, terutama pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Mereka datang ke tempat itu untuk berziarah.

Tak hanya Makam Loang Baloq, di Kota Mataram juga terdapat sejumlah objek wisata religi lainnya yang tidak kalah menarik, seperti Makam Bintaro dan Taman Mayura.

Namun, pengelolaan objek wisata itu dinilai belum optimal, sehingga belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan untuk menambah pendapatan asli daerah.

Objek wisata religi yang kental dengan nilai sejarah dan memiliki berbagai keunikan itu, menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Mataram.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata di Kota Mataram pascagempa adalah memanfaatkan potensi pariwisata yang ada, termasuk objek wisata religi.

Dinas Pariwisata Kota Mataram dituntut untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi pariwisata di daerah itu demi kepentingan mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan pascagempa bumi.

Wakil Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, mengatakan bahwa Mataram memiliki tiga potensi wisata yang perlu diperhatikan, yakni wisata alam, buatan, dan religi.

Lihat juga...