Imlek, Pedagang Burung Pipit di Bekasi Laris Manis
Editor: Koko Triarko
“Dari Cikarang. Jam 05.30 WIB sudah di sini, berangkat dari rumah sudah dari subuh,” kata Sam.
Sam mengaku sudah delapan tahun berjualan burung pipit. Jika bukan momen Imlek, Sam biasa berjualan secara berkeliling ke sekolah-sekolah atau tempat hajatan.
“Kalau tahun ini, baru pertama jualan di Kelenteng Hok Lay Kiong, biasanya saya jualan di Kelenteng Cikarang, dekat Pasar Lama, cuma di sana sudah banyak yang jualan burung, jadi pindah ke sini,” jelas dia.
Dari 500 ekor burung yang dibawa, sudah ada sekitar 100 ekor lebih yang laku terjual. Satu ekor dihargai Rp3.000. Setiap pembeli biasanya paling sedikit melepas lima ekor burung.
“Ada yang 50 ekor sekali lepas, ada yang 10, ada yang cuma 5 ekor, beda-beda, emang udah tradisi buat lepas burung,” jelasnya.
Keuntungan berjualan burung di momen imlek, kata Sam, bisa berlipat ganda ketimbang berjualan pada hari-hari biasa. Sebab, pembeli burung saat momen Imlek, membeli dalam jumlah banyak.
Sementara itu, pengurus Kelenteng Hok Lay Kiong, Bok Liang, mengatakan, tradisi melepas burung pipit merupakan rangkaian dari ritual Imlek. Biasanya, ritual itu dilakukan umat Tionghoa selepas bersembahyang.
“Jadi, maknanya itu agar segala kesusahan bisa terlepas, buang sial kalau bisa dikatakan, sama mencintai sesama makhluk hidup,” ungkapnya.
Sementara umat yang beribadah, Xian Chun, asal Durenjaya, mengaku dengan melepaskan burung agar bebas lepas, hal tersebut dipercaya agar semua mahluk bahagia di lepas di hari Imlek ini.
“Saya setiap Imlek pasti ke Kelentemg Hok Lay Kiongn. setiap bulan dua kali di sini,” tutupnya.