DPRD Nilai PDAM Balikpapan Jalan di Tempat
Editor: Koko Triarko
BALIKPAPAN – Persoalan ribuan pemohon sambungan baru yang belum terlayani, menjadi salah satu evaluasi kinerja PDAM Balikpapan selama empat tahun ini.
“Air ini kan persoalan dasar. Hajat hidup warga. Kami melihat, PDAM sebagai operator belum mampu memenuhi ini. Makanya, kami anggap jalan di tempat,” kata Muhammad Taqwa, Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, saat rapat dengar pendapat Komisi II DPRD dengan PDAM, di ruang rapat DPRD setempat, Rabu (27/2/2019).

Dia menilai, kinerja PDAM Tirta Manggar jalan di tempat selama empat tahun ini, karena masih ada ribuan pemohon sambungan yang hingga kini tak terlayani.
“Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan dan perlu terobosan baru, agar hak dasar itu terpenuhi,” ucapnya di sela RDP.
Taqwa mengungkapkan, terobosan yang dimaksud adalah membangun jaringan baru, sembari menunggu serah terima Waduk Teritip untuk dioperasikan.
“Bangun dulu, sambung dulu jaringan baru bagi masyarakat supaya ketika waduk beroperasi, sudah bisa dinikmati,” katanya.
Menurutnya, tidak akan efektif jika PDAM hanya menunggu pelimpahan operasional Waduk Teritip atau sumber baku lainnya, dan kemudian membuatkan jaringan untuk sambungan baru. Itu untuk menepis anggapan, bahwa pemerintah tidak peduli dengan masyarakat.
“Harus ada progres yang dilaksanakan pemerintah kota bersama PDAM. Pikirkan juga sumber air baku lainnya, misal desalinasi atau mengubah air laut menjadi air tawar, sehingga layak digunakan,” sebutnya.
Dalam rapat dengar pendapat itu, Direktur Utama PDAM Tirta Manggar, Haidir Effendi, mengatakan dalam pemenuhan pelayanan sambungan baru, pihaknya terkendala pembebasan lahan dalam menyiapkan sumber air baku baru, seperti pembangunan reservoir di Gunung Binjai, Balikpapan Timur.