Bupati Flotim Ajak Difabel dan Perempuan Hadapi Perubahan Iklim
Editor: Makmun Hidayat
“Hal ini menandakan bahwa perubahan iklim, bukan sekedar fenomena saja, tetapi telah menjadi sebuah permasalahan besar yang menuntut hadirnya upaya-upaya antisipatif yang sesegera mungkin dilakukan. Karena perubahan iklim berdampak besar terhadap lingkungan, ekonomi, kesehatan, hingga kelestarian flora dan fauna,” jelasnya.
Perubahan iklim global tegas Anton, boleh disebut sebagai bahaya yang akan datang. Kita semua telah mengetahuinya, bahwa penyebabnya adalah kita sendiri, yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi.
“Sebagian akibat dari pemanasan global ini yaitu : mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching, serta gelombang badai besar,” bebernya.
Yang akan terkena dampak paling besar ungkap Anton, yakni negara-negara yang terletak di pesisir pantai, negara kepulauan, serta negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Itu secara otomatis berarti Indonesia masuk dalam kriteria sebagai negara yang mendapat ancaman dampak dari pemanasan global.
“Pemda Flotim melaksanakan kegiatan Talk Show dan Pameran Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial Dalam Adaptasi Perubahan Iklim untuk penguatan komunitas terhadap pengurangan resiko bencana dan dampak perubahan iklim. Tujuannya membangun ketangguhan para pihak terkait di Flotim guna beradaptasi terhadap perubahan iklim, khususnya kekeringan,” sebutnya.
Ketua Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) Kabupaten Flores Timur, Melki Koli Baran menyampaikan,dalam kegiatan Ttlk show dan pameran yang diadakan, akan dibangun pemahaman bersama tentang gender, disabilitas dan inklusi sosial.