Setelah semua bahan disiapkan, proses memasak dilakukan dengan sederhana. Pengolahan secara tradisional, sayur asam dimasak dengan tungku tanah liat, berbahan bakar kayu. Tahap awal memasak dengan mendidikan air. Setelah air mendidih, bahan-bahan yang telah disiapkan dimasukan secara bertahap. Bahan pertama yang dimasukkan diantaranya biji melinjo, mlanding atau petakh melakha, daun melinjo, kol, buncis.
Setelah mulai layu, beberapa jenis bumbu iris seperti cabai rawit, cabai merah, asam kandis serta bumbu lain dimasukkan. Pematangan sayur asam mlanding tidak membutuhkan waktu lama, menghindari bahan hancur. “Hanya butuh waktu belasan menit agar sayur asam mlanding matang, karena semua bahan dipilih sayur yang masih muda,” papar Nurjanah.
Proses penyajian, dilakukan dengan wadah berbahan stainless, agar kehangatannya bisa awet. Sayur akan lebih nikmat jika disajikan dengan lauk, ikan bawal, ikan kembun bakar, orek teri kering, serta sambal pekhos dari tomat serta terasi.

Sayur asam mlanding atau petakh melakha, kerap disajikan dalam momen momen kebersamaan. Bancakan yang merupakan tradisi makan bersama, menjadi salah satu momen menikmati sayur mlanding. Ciri khas rasa segar asam sayur petakh melakha, berpadu dengan kelezatan ikan bakar dan pedasnya sambal pekhos memanjakan lidah. “Keunikan mlanding atau petakh melakha selain bisa divariasikan dalam sayur asam, dalam kondisi mentah bisa dijadikan lalapan seperti petai,” terang Nurjanah.