Program Cetak Sawah Kulon Progo Terkendala Infrastruktur Irigasi

Ilustrasi - Dok CDN

Sejak 2017, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman tengah membangun sipon dan Bendungan Tawang (Pengasih). Setelahnya, masih akan dipetakan potensi yang ada, Sejauh ini, potensi lahan sawah memanfaatkan Bendungan Tawang lebih dari 250 hektare. Selain itu, Pemkab Kulonprogo, siap mencetak sawah baru, dengan syarat pemerintah provinsi atau pemerintah pusat, memberikan anggaran pembanguan infrastruktur irigasi.

Potensi cetak sawah baru ada di Desa Sidomulyo seluas 50 hektare dan Desa Donomulyo 54 hektare. “Potensi cetak sawah baru masih dapat bertambah lebih dari 104 hektare, tapi terkendala infrastrutrur jaringan irigasi,” katanya.

Berdasarkan identifikasi dan SID, cetak sawah di Sidomulyo seluas 50 hektare, membutuhkan infrastruktur jaringan irigasi dengan biaya Rp6 miliar. “Kalau hitung-hitungan investasi, cetak sawah seluas 50 hektare dengan biaya Rp6 miliar, akan kembali modal dalam satu tahun. Misalnya satu kali panen menghasilkan 500 ton dan harga gabah kering giling Rp4.000 per kilogram, maka sekira Rp2 miliar setiap kali panen,” katanya.

Namun demikian, ia mengakui potensi cetak sawah baru belum tentu dapat direalisasikan karena terkendala jaringan irigasi atau ketersediaan sumber air. Seperti di Samigaluh yang memiliki potensi cetak sawah dengan luasa berkisar satu sampai dua hektare. “Tapi sumber airnya sulit, solusinya dibuat embung,” katanya.

Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo, Suharmanto mengatakan, cetak sawah harus dilakukan oleh pemkab untuk mengantisipasi alih fungsi lahan akibat pembangunan Bandara NYIA. “Semoga kebijakan program cetak sawah ini bisa untuk perencanaan dan tanggung jawab kita pada anak cucu warga Kabupaten Kulon Progo,” tandasnya. (Ant)

Lihat juga...