Program Cetak Sawah Kulon Progo Terkendala Infrastruktur Irigasi
KULON PROGO – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap mencetak sawah baru seluas 274 hektare. Pencetakan dilakukan secara bertahap dari 2017 sampai 2022 mendatang.
“Program cetak sawah baru, untuk antisipasi lahan pertanian Kabupaten Kulon Progo yang semakin berkurang akibat alih fungsi lahan, dengan adanya pembangunan proyek Bandar Udara Baru Internasional Yogyakarta,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Bambang Tri Budi, Senin (17/1/2019).
Adapun rincian program cetak sawah baru dari 2017 sampai 2022, di 2017 seluas 70 hektare, 2018 seluas 45 hektare, 2019 seluas 50 hektare, 2020 seluas 44 hektare, 2021 seluas 40 hektare, dan 2022 seluas 25 hektare. “Program cetak baru ini juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan di Kulon Progo ke depan,” tandasnya.
Kendala utama dari program cetak sawah baru adalah, lahan untuk sawah merupakan tegalan. Sehingga di lahan tersebut, banyak akar vegetasi, bebatuan dan tidak adanya jaringan irigasi. Hal itu membutuhkan, alat berat dan kerja keras masyarakat untuk bisa mewujudkannya menjadi sawah. Potensi cetak sawah di Kulon Progo cukup banyak, tapi terkendala oleh infrastruktur irigasi. Untuk cetak sawah baru, syaratnya harus ada jaringan air, dan tersedia lahan.
Syarat cetak sawah baru selanjutnya adalah, didukung infrastruktur jaringan air dan ketersediaan air. “Potensi cetak sawah baru di Kulon Progo antara 300 hektare sampai 350 hektare, tapi untuk merealisasikan perlu dukungan infrastruktur jaringan irigasi,” kata Bambang.
Menurut Bambang, perluasan lahan sawah baru sangat mendesak dilakukan. Hal ini untuk mengantisipasi alih fungsi lahan akibat mega proyek pembangunan bandara baru di Kecamatan Temon dan kawasan pendukung, yang menggunakan lahan seluas 350 hektare.