Pakar: Patroli Medsos Perlu Digencarkan untuk Atasi Prostitusi Daring

Ilustrasi

SEMARANG — Pakar keamanan siber Doktor Pratama Persadha memandang perlu melakukan patroli media sosial secara gencar serta membuka keran laporan bagi masyarakat guna mengatasi prostitusi daring (online).

“Peran serta masyarakat ini perlu karena untuk memberantas sama sekali prostitusi ‘online’ sangatlah sulit,” kata Pratama di Semarang, Senin pagi (7/1/2019).

Pratama mengemukakan hal itu terkait dengan pemberantasan prostitusi daring di Indonesia dan dunia yang menggunakan media sosial (medsos) sebagai alat bantu.

Ia mencontohkan kasus prostitusi anak di Facebook. Kasus ini muncul, kemudian ditindaklanjuti aparat atas laporan masyarakat.

Begitu pula, pemblokiran sejumlah akun prostitusi di Twitter juga atas laporan masyarakat lewat fitur RAS (report as spam) yang disediakan oleh media sosial ini.

Di Twitter, kata dia, relatif sangat banyak konten pornografi bercampur penawaran pekerja seks komersial (PSK). Misalnya, dengan mengetikkan kata “becexin”, akan muncul banyak konten porno sekaligus PSK yang dijajakan.

“Jadi, pendekatan ‘law enforcement’ memang harus berbarengan dengan pendekatan kultural di tengah masyarakat,” kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (Communication and Information System Security Research Center/CISSReC) itu.

Bila dahulu memakai web, menurut dia, ada kerentanan memasukkan virus pada setiap konten porno maupun halaman (page khusus) yang berisi pornografi, pekerja seks komersial (PSK), maupun bagaimana cara mem-“booking”-nya.

“Dahulu ada grup Facebook. Jadi, seorang germo, mami, atau papi yang mempunyai grup FB, kemudian memberikan akses terbatas ke grup media sosial ini,” ujarnya.

Situs Forum Menurut Pratama, biasanya mereka memulai di situs forum komunitas maya Indonesia, ada “threat” konten Night Life. Saat sudah berkumpul, mereka bersepakat dan membuat grup khusus, bisa WhatsApp, grup FB, atau BBM.

“Yang masih sering digunakan adalah BBM karena bisa tukar kontak tanpa harus mengetahui nomor masing-masing,” kata Pratama.

Lihat juga...