MAUMERE – Kondisi jalan Pantai Utara (Pantura) Flores yang menghubungkan Kabupaten Sikka di wilayah timur, dengan Kabupaten Nagekeo di wilayah barat, kondisinya sangat mengenaskan dan berkubang saat musim hujan.
“Kalau saat musim hujan, puluhan titik dari kecamatan Kota Baru di Kabupaten Ende hingga kota Mbay, Kabupaten Nagekeo, seperti kubangan tempat kerbau mandi,” sebut Bernadus Viktor Beke, Kamis (24/1/2019).
Bervi, sapaannya, menyebut hampir di setiap kecamatan ada saja belasan titik jalan yang berlubang. Saat musim hujan, jalanan tersebut pasti tergenang air dan menyulitkan sepeda motor untuk melintas.

“Saat musim hujan, pengendara harus berhati-hati saat melewati jalan pantura, karena banyak sekali lubang yang tergenang air. Badan jalan pun banyak yang sudah mulai retak dan amblas, akibat sering dilintasi kendaraan,” sebutnya.
Warga Kota Larantuka yang berasal dari Desa Nabe, Kecamatan Maukaro, Kabupaten Ende, ini sangat menyesalkan, pemerintah seolah masa bodoh dengan kondisi jalan Pantura Flores ini.
“Di Sesa Nabe saja, ada satu titik yang kerusakannya sangat parah sekali. Banyak pengendara sepeda motor yang sering mengalami kecelakaan akibat nekat melintasi jalan Pantura ini, karena tidak ada akses jalan lain,” sebutnya.
Petrus Kanis, warga Kabupaten Nagekeo yang selalu melintasi jalan trans utara Flores menyebutkan, jalur pantura Flores ini kalau pemerintah serius bisa menghubungkan Kota Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, hingga Kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur.