BPBD Bogor Siapkan Warga Hadapi Banjir
“Kita beri latihan simulasi, untuk mengurangi dampak yang terjadi,” katanya.
Ganjar menjelaskan, dalam mitigasi bencana ada dua hal, yakni mitigasi struktural dan nonstruktural. Mitigasi struktural, yakni dalam bentuk penanganan infrastruktur, misal buat benteng tembok sepanjang Kampung Bebek, membuat talud, kirmir dan lain-lain.
“Mitigasi struktural bukan ranahnya BPBD,” katanya.
Selanjutnya, mitigasi nonstruktural sifatnya adalah peningkatan kapasitas masyarakat dan aparat setempat, bisa berupa sosialisasi, edukasi, bimtek, sampai latihan simulasi bencana.
“Paling tidak, masyarakat tahu apa yang harus dilakukan di periode panik. Ketika banjir datang, dan aparat setempat mampu memobilisasi sumber daya yang ada untuk menghindari korban jiwa dan kerugian materi yang lebih besar,” katanya.
Sejak 2016 hingga 2018, BPBD Kota Bogor telah melaksanakan kegiatan mitigasi di 11 kelurahan dari 68 kelurahan yang ada di kota tersebut.
Secara bertahap, simulasi akan dilaksanakan di semua kelurahan, baik itu simulasi bencana banjir, longsor, puting beliung, maupun yang lainnya.
“Kegiatan simulasi ini kelanjutan project kemitraan antara BPBD dengan NGO, yakni CRS dengan tiga lokasi kelurahan, yakni Kedunghalang, Gudang dan Cibogor,” katanya.
Dari 68 kelurahan yang ada di Kota Bogor, sudah diberikan pelatihan sejak 2016 sampai 2018 kepada 11 kelurahan, yakni Pasirjaya, Panaragan, Gunung batu, Sempur, Sukaresmi, Tanah baru, Sukasari, dan Bondongan.
Ditambah tiga kelurahan yang merupakan kerja sama dengan NGO atau LSM Catholic Relief Services (CRS), yakni Kedunghalang, Cibogor, dan Gudang.
Ganjar menambahkan, di 11 kelurahan tersebut sudah dibentuk Pokja siaga bencana atau forum pengurangan risiko bencana dari masyarakat, dengan harapan mereka bisa mengedukasi masyarakat yang lain, bahwa masyarakat juga harus berperan aktif ketika terjadi bencana di wilayahnya.