LAMPUNG – Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK), yang meningkat pascatsunami, Sabtu (22/12/2018) silam, berangsur menurun.

Andi Suardi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Berapi, GAK, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menyebut, berdasarkan catatan Magma Volcanic Activity Report (VAR), jumlah letusan berkurang sejak sepekan terakhir. Letusan terbanyak, terjadi pada Selasa (8/1/2019), yang berjumlah 30 letusan perhari. Sebelumnya, letusan perhari berkisar tujuh hingga 15 letusan perhari. Sejak Rabu, (9/1/2019) tidak ada catatan letusan.
Secara visual, GAK kerap tertutup kabut, sehingga aktivitas GAK tidak terlihat secara langsung. “Kondisi aktivitas GAK mulai menurun, karena energi yang dikeluarkan dari dalam kawah sejak Juni silam sudah banyak. Secara visual teramati asap kawah juga mulai berkurang,” terang Andi Suardi saat dikonfirmasi Cendana News, Jumat (11/1/2019).
Andi Suardi menyebut, GAK yang sebelumnya memiliki ketinggian 338 Meter Di Atas Permukaan Laut (mdpl), saat ini ketinggiannya menurun menjadi 110 mdpl. Ketinggian berkurangnya, akibat longsor imbas tsunami pada 22 Desember 2018 silam. Saat ini, ketinggian GAK bahkan hampir sama dengan Pulau Sertung, Pulau Panjang. Saat kondisi cuaca cerah, kondisi GAK bisa dilihat dengan mata telanjang dari sejumlah pesisir pantai di Lamsel.