GAPKI Meminta Kampanye Hitam Sawit Dilawan

Kelapa Sawit, ilustrasi -Dok: CDN

PALEMBANG – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Provinsi Sumatera Selatan, meminta semua pihak bekerja sama dan bersinergi melawan kampanye hitam. Terutama kampanye hitam dari negara-negara Uni Eropa, terhadap produk ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

Ketua Gapki Sumsel, Harry Hartanto, mengatakan, jika kampanye hitam terus terjadi, maka lambat laun dipastikan akan mempengaruhi harga di tingkat petani.Tujuan dari kampanye hitam tersebut, tidak lain agar produk sawit Indonesia tidak masuk ke negara mereka (negara di Eropa). Hal itu dilakukan, karena mereka ingin menjual produk sendiri, yakni biji matahari dan minyak kedelai. “Jika ini berhasil, maka akan terjadi pengurangan serapan di pasar internasional, dan ini bakal berdampak ke petani kita,” kata Harry, Jumat (11/1/2019).

Data Kemendag menunjukkan, Indonesia adalah pemasok utama kebutuhan CPO ke Eropa. Setiap tahun rata-rata ekspor CPO Indonesia ke Eropa mencapai 3,5 juta ton. Sedangkan kebutuhan CPO Eropa mencapai 6,3 juta ton. Malaysia berada di tempat kedua, dengan nilai ekspor mencapai 1,5 juta ton. Jika pengurangan serapan terjadi, maka dapat mengancam ketahanan ekonomi nasional. Perkebunan sawit di Indonesia, sebagian besar dimiliki rakyat.

Selain itu, ekspor minyak sawit terbukti telah memberikan sumbangan terbesar kepada devisa negara. Oleh karena itu, Harry mengajak, semua pihak untuk melawan kampanye hitam negara-negara Eropa, yang dilakukan melalui Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).

“Pemerintah harus mengambil langkah strategis terkait persoalan ini, tidak boleh diam saja karena kampanye hitam ini terus saja berlanjut. Padahal, ini murni perang dagang, tidak ada hubungannya dengan produk sawit karena berdasarkan penelitian justru minyak sawit juga baik untuk kesehatan,” kata Dia.

Lihat juga...