Tembus Luar Jawa, Pemasaran Kerajinan Bambu Masih Tradisional

Editor: Satmoko Budi Santoso

BANYUMAS – Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dikenal sebagai sentra kerajinan bambu.

Ada puluhan kepala keluarga (KK) yang mengandalkan hidup dari kerajinan bambu. Namun, meskipun sudah berlangsung puluhan tahun, dan bahkan sudah menembus pasar di luar Jawa, pemasaran kerajinan bambu di desa tersebut masih sangat tradisional. Bahkan koperasi saja sulit untuk dibentuk.

Salah satu perajin bambu yang terbilang sukses, Sahidin mengatakan, bambu hasil karyanya sudah banyak dipasarkan di luar Jawa, yaitu ke Sulawesi. Ada delapan orang anak buahnya yang memasarkan di Sulawesi, khususnya di Sulawesi Tenggara.

Namun, metode pemasarannya masih dengan cara tradisional. Yaitu, delapan orang tersebut membawa hasil kerajinan bambu dengan kontainer melalui pelabuhan di Surabaya. Kemudian, dipasarkan di Sulawesi dengan cara berkeliling ke kampung-kampung.

ʺJadi delapan orang ini mengambil hasil kerajinan bambu dari saya, diangkut dengan kontainer, kemudian menyeberang dari Surabaya menggunakan kapal. Di Sulawesi, masing-masing dari mereka mempunyai anak buah sekitar 4-5 orang. Mereka ini yang berkeliling memasarkan hasil kerajinan bambu,ʺ terang Sahidin, Selasa (11/12).

Satu kontainer kerajinan bambu senilai Rp 100 juta tersebut, biasanya habis dalam kurun waktu sekitar 3-4 bulan. Kemudian anak buah Sahidin ini pulang ke Banyumas untuk menyetorkan hasil penjualan. Tenaga pemasaran Sahidin ini, hampir semuanya berasal dari Desa Kemutug Kidul.

Saat pulang kampung halaman, biasanya mereka beristirahat sekitar satu bulan, sambil menunggu stok kerajinan bambu penuh. Setelah itu, mereka berangkat lagi ke Sulawesi.

Lihat juga...