Sumbar Belajar Program Kreatif Kehumasan ke Jabar
Editor: Mahadeva WS

Beberapa di antara program tersebut adalah, Jabar Quick Response (JQR), aplikasi yang dapat digunakan masyarakat untuk melaporkan masalah sosial kemasyarakatan secara langsung. Misal terkait pelayanan rumah sakit, persoalan sosial lainnya. “Seperti aplikasi Lapor, akan tetapi lebih ke masalah sosial kemasyarakatan. Selain itu, ada program Dapur Ngebrek, di sana, setiap minggu diatur agenda setting yang kemudian diteruskan dalam wujud disain atau video grafis, untuk memperkuat basis media sosial Pemprov Jabar,” sebutnya.
Sub bagian peliputan, memiliki ragam tugas dan program, yang utamanya untuk mendukung kerja lapangan. Seperti membuat Photoboot di setiap kegiatan, yang diperlukan setiap kedinasan. Mengelola program Jabar Punya Informasi (Japri), dengan model Presscon kekinian, di mana konferensi pers digelar di hadapan masyarakat dan para wartawan, di ruang terbuka dan ditemani secangkir Kopi Punteng, kopi khas Jawa Barat.
“Kami merangkul mahasiswa, komunitas-komunitas, dan tenaga kreatif non-ASN, untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan program-program pemerintahan. Ini dilakukan, agar semua pihak merasakan betul, bahwa Jabar ini milik bersama, dan harus diurus bersama,” ucapnya.
Mengenai kerja sama dengan media massa, Aziz menyebut, Humas Jabar memastikan, media massa yang bekerja sama dengan pemprov harus terverifikasi secara lengkap, oleh Dewan Pers. Informasi media melalui lembaga Nielsen juga ikut menjadi bahan pertimbangan. Seluruh program tersebut, didukung alokasi anggaran yang cukup besar dari APBD Provinsi Jabar. Setidaknya dalam setahun, Biro Humas Pemprov Jabar menerima dan mengelola anggaran hingga Rp50 miliar. Di mana sekira Rp40 miliar digunakan di dua bidang selain keprotokolan.