Meski tak Mudah, Sekolah di NTT Layak Diakreditasi

Editor: Satmoko Budi Santoso

“Kami semua menjadi asesor atau penguji dan penilai bagi diri sendiri. Kira-kira apa yang membuat pendidik maupun siswa memberikan kontribusi bagi pribadinya,” terangnya.

SMASK Bhaktyarsa sudah siap sebelumnya, namun karena kuota untuk sekolah-sekolah baru, maka diundur tahun 2018. Pihaknya menginput data secara online ke pusat dan pemerintah provinsi melakukan akreditasi.

“Mutu di bidang pendidikan akan selalu berkembang dari waktu ke waktu, kalau prosesnya baik. Kalau prosesnya baik pasti hasilnya baik. Tapi kalau hasilnya baik sementara prosesnya tidak baik, pasti ada rekayasa di sana,” tegasnya.

SMASK Bhatyarsa mendapat predikat A Unggul dan merasa puas sebab kriterianya dinaikkan. Tahun 2017 untuk nilai 86 sampai 100 sudah masuk kategori A, sementara tahun 2018 kalau mendapat nilai 91 sampai 100 baru memperoleh nilai A, dan sudah masuk istimewa.

“Setiap hari SMASK Bhaktyarsa Maumere siap untuk dilakukan penilaian. Meskipun kegiatan yang dilakukan sekolah tersebut sebenarnya bukan untuk dinilai, tetapi memaksimalkan pelayanan pendidik kepada peserta didik,” ungkapnya.

Metode yang paling sulit, kata suster Marcelina, standar proses, sebab berkaitan dengan pendidik, mutu setiap pendidik. Dengan begitu, pendidik harus mengakomodir mulai dari persiapan menyusun perangkat, bagaimana saat menerapkannya di kelas, dan proses penilaian.

“Ada pendidik yang lama, baru, latar belakang pendidikan, mata pelajaran yang diajar serta lainnya. Namun, tidak berarti tidak mungkin, sebab tidak ada yang sulit kalau kita mau berjuang mengatasi,” pesannya.

Maka, sekolahnya, kata Marcelina, mengadakan workshop guru setiap semester. Ada induksi guru setiap hari Senin untuk meng-update atau memperbaharui ilmu dan pengalaman.

Lihat juga...