Legislator: Dengan Iptek, Kopi Jepara Bisa Menasional
Kepala Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian LIPI, Agus Fanar Syukri, menganggap adanya sentuhan iptek memang berpotensi meningkatkan nilai jual kopi Tempur hingga beberapa kali lipat.
“Jika dijual dalam bentuk bahan mentah, tentunya hanya Rp20.000 per kilogram. Setelah diolah dan dipasarkan di hotel, bandara atau tempat strategis lain, harga per cangkir kopi bisa mencapai Rp100 ribu,” ujarnya.
Ketika menjadi komoditas ekspor, kata dia, keuntungannya tentu bisa meningkat lagi. Apalagi, kopi tidak hanya bisa diolah menjadi minuman, namun bisa dalam bentuk produk lain.
Rencananya, kata dia, tim LIPI akan berkunjung kembali ke Desa Tempur pada Sabtu (8/12). Petani kopi setempat akan diajari cara mengolah pupuk cair organik hayati hingga pengoperasian alat pengemasan hasil produk unggulan.
Dengan pemanfaatkan pupuk organik, katanya, lebih ramah lingkungan serta bisa menekan biaya produksi, sedangkan teknologi pengemasan juga bisa diajarkan agar kopi lebih awet.
Kepala Desa Tempur, Sutoyo, mengakui hasil panen tanaman kopi di wilayahnya tergolong melimpah, namun petani masih membutuhkan sentuhan iptek agar hasil dan kualitasnya juga meningkat.
“Beberapa petani, lanjut dia, memang mulai merintis pengolahan kopi organik agar bisa tembus pasar nasional maupun pasar ekspor,” pungkasnya. (Ant)