Para Ahli di ASEAN Sepakat Kembangkan Pengobatan Tradisional

ASEAN, ilustrasi -Dok: CDN

DENPASAR – Para ahli atau pakar pengobatan tradisional dari sejumlah negara di kawasan ASEAN dan India, menandatangani Deklarasi Bali tentang Ayurveda dan Pengobatan Tradisional, serta sepakat untuk mengembangkannya dalam menangani masalah kesehatan.

“Dari diskusi yang berlangsung selama dua hari di kampus Unhi Denpasar, para ahli juga sama-sama meyakini, bahwa pengobatan tradisional itu aman dan tidak memiliki efek samping yang serius,” kata Rektor Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, di Denpasar, Minggu (2/12/2018).

Menurut Prof. Damriyasa, kita seringkali melupakan pengobatan tradisional sebagai warisan leluhur, padahal sebenarnya pengobatan modern mengambil konsep pengobatan tradisional.

“Misalnya, untuk mengobati penyakit tertentu, para ahli kesehatan sesungguhnya menggunakan bahan aktif dari tumbuh-tumbuhan, kemudian dibuat secara sintetis. Dikembangkan menjadi sintetis, karena ketersediaan tumbuhan hidup yang terbatas di negara-negara maju,” ujarnya.

Karena itu, lanjut dia, sebagai pewaris pengobatan tradisional, para ahli dari sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara (yakni Malaysia, Myanmar, Vietnam, Filipina, Thailand, Kamboja, Indonesia) dan India yang hadir menjadi pemateri dan peserta dalam seminar internasional di Unhi Denpasar, sepakat untuk terus melestarikan, mengembangkan dan menggali ilmu-ilmu pengobatan tradisional.

“Deklarasi yang ditandatangani ini, selanjutnya akan disampaikan ke UNESCO, bahwa para ahli sudah berkumpul di Bali dan sudah sepakat untuk mengembangkan pengobatan tradisional,” kata Prof. Damriyasa.

Tindak lanjut dari pertemuan di UNHI Denpasar, maka ke depan komunikasi yang sudah terjalin akan terus dibina, dan kegiatan seminar atau diskusi mengenai pengobatan tradisional akan menjadi kegiatan tahunan yang digelar secara bergiliran di sejumlah negara ASEAN.

Lihat juga...