Kualitas Gula Aren Rejang Lebong Terpengaruh Cuaca

Ilustrasi gula aren - Foto Dokumentasi CDN

REJANG LEBONG – Kalangan perajin gula aren di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebut, cuaca ekstrem yang melanda Tanah Air belakangan ini, berpengaruh terhadap kualitas gula aren yang mereka produksi.

“Cuaca saat ini lagi ekstrem, kadang-kadang panas dan kemudian turun hujan hingga beberapa hari. Keadaan ini, telah berpengaruh terhadap kualitas air nira dan gula aren yang dihasilkan,” ujar Acil (37), perajin aren di Kelurahan Air Bang, Kecamatan Curup Tengah, Bengkulu, Selasa (25/12/2018).

Air nira dari batang pohon aren yang mereka sadap saat musim hujan akan banyak mengandung air. Akibatnya, saat dibuat gula aren, jumlahnya akan menyusut, jika dibandingkan dengan produksi di hari biasa. Keberadaan air hujan, juga berpengaruh terhadap rasa gula, yang menjadi agak keasam-asaman. Selain intensitas hujan yang cenderung lebat, di daerah itu juga dalam beberapa hari ini, dilanda angin yang bertiup cukup kencang.

Angin kencang tersebut, berpengaruh terhadap produksi gula aren. “Angin yang bertiup kencang akan menyebabkan air nira yang disadap terasa asam sehingga harus ditutup dengan plastik, selain itu tidak jarang air niranya yang disadap diatas pohon aren tertumpah akibat ditiup yang berhembus kencang,” tandasnya.

Suparman (51), perajin gula aren yang ada di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, menambahkan, saat ini produksi gula aren atau gula batok, di daerah itu masih stabil. Harga jual gula aren berkisar Rp14.000 per kilogram.

“Kalau sekarang harga gula batok ini masih bertahan dikisaran Rp14.000 per kilogram, biasanya harga gula ini akan naik jika mendekati bulan puasa Ramadhan. Gula batok ini banyak dipakai untuk kolak dan juga pembuatan kue serta kuah empek-empek atau cuko,” kata Suparman.

Lihat juga...