Kekompakan Dibutuhkan untuk Meratakan Pembangunan Infrastruktur
“Infrastruktur yang dibangun, tidak lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar, namun harus ditujukan untuk mendorong peningkatan daya saing bangsa ini,” tandasnya.
Untuk itu, pelaksanaan pembangunan, harus didasarkan atas proses pemrograman yang terencana dengan baik, dan kepemimpinan yang kuat. Bila tidak, pembangunan hanya akan tersebar namun tidak bersinergi, sehingga ke depannya juga tidak akan berdampak signifikan. Menteri Basuki menginginkan, seluruh jajarannya, harus mampu menjadi manajer infrastruktur. Bukan sekadar manajer konstruksi, guna memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dapat diselesaikan dengan tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tepat manfaat.
“Pada akhir 2018 ini, saya kembali menekankan agar kita fokus menyelesaikan pekerjaan yang sudah diprogramkan, dan menjaga komitmen untuk mencapai prognosis sebesar 93 persen, sesuai target yang disampaikan,” tegasnya.
Diingatkan juga, di 2019 mendatang, Kementerian PUPR diberikan amanah alokasi anggaran sebesar Rp110,7 triliun, yang merupakan alokasi terbesar dari seluruh kementerian dan lembaga. Amanah tersebut, menuntut semua pihak untuk terus meningkatkan kompetensi, terus menjaga integritas dengan selalu bersikap jujur, konsisten dan tegas menjalankan aturan. Insan PUPR, harus mampu memecahkan setiap persoalan dengan nyata, dalam rangka membangun konektivitas untuk mempersatukan Indonesia, menyediakan tempat tinggal yang layak, meningkatkan ketahanan pangan dan air untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. (Ant)