Sikap Inklusif di Era Digital
JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya bersikap inklusif dalam era ekonomi digital saat pertemuan dengan Asia-Pacific Economic Cooperation Business Advisory Council (ABAC).
Pertemuan dengan tema “Inclusion in the Age of Disruption: Charting a Common Future”, Presiden Jokowi bersama Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Vietnam Nguyn Xun Phc, dan Utusan Khusus Cina Taipei Morris Chang, membahas isu perdagangan, ekonomi global dan digital ekonomi, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pertemuan yang dihelat di APEC Haus pada Sabtu (17/11) tersebut, dihadiri pula oleh perwakilan ABAC dari keempat negara dan dimoderasi oleh Richard Cantor dari Amerika Serikat. Dari Indonesia hadir pula Ketua ABAC Indonesia, Anindya Bakrie.
Dalam dialog tersebut, sebagaimana disampaikan Direktur Kerja Sama Intra Kawasan dan Antar Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Andre Omer Siregar, yang turut mendampingi Presiden Jokowi mengatakan, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa pembangunan ekonomi yang inklusif dengan menggunakan platform digital adalah prioritas Pemerintah Indonesia sejak tahun 2014. Indonesia diperkirakan menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara tahun 2020.
Sebagai gambaran, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa di Indonesia pada tahun 2017 tercatat 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna “smart phone”, sehingga pemerintah harus terus menyelesaikan pembangunan infrastruktur digital dengan penambahan serat optik Palapa Ring dan penataan spektrum frekuensi untuk menyediakan akses digital yang terjangkau bagi masyarakat.