Rendahnya Konsumsi Ikan di Jember Jadi Tantangan Usaha Abon Lele

Editor: Mahadeva WS

JEMBER – Sejak pemerintah gencar mengampanyekan konsumsi ikan, sebagai upaya peningkatan asupan gizi, bertebaran jenis dan varian produk olahan berbahan baku ikan. Abon lele, merupakan produk olahan berbasis ikan, yang bisa digunakan sebagai lauk dengan nilai asupan gizi yang cukup tinggi.

Khusnun Wibisono – Foto Kusbandono

Usaha pengolahan abon berbahan baku ikan lele dumbo, sangat potensial peluang maupun tantangannya. Kondisi tersebut, tergambar dari satu-satunya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pengolahan abon lele dumbo di Jember, Abon Lele Canking, yang dikelola Khusnun Wibisono.

Khusnun memulai usaha abon lele sejak 2016. Dua tahun menjalankan usahanya, Khusnun telah merasakan bagaimana peluang serta kesulitan usaha tersebut. Berhadapan dengan pola konsumsi masyarakat, terutama pemenuhan asupan gizi seperti protein, dari komoditas ikan yang masih rendah. “Sebenarnya menjadi ironi di tengah masyarakat kita, yang belum sadar akan tingginya asupan gizi, yang terkandung dalam ikan, ini tantangannya secara umum bagi UMKM yang berbasis pada pengelolaan ikan,” ujarnya mengawali perbincangan dengan Cendana News, Selasa (13/11/2018).

Usaha pembuatan abon lele milik Khusnun, adalah satu-satunya UMKM, yang secara khusus memproduksi abon lele secara original di Kabupaten Jember. “Ini sebenarnya yang kami katakan peluang, karena di Jember tidak ada pesaingnya. Bahkan di Jawa Timur hanya ada kurang 10 orang pelaku UMKM yang bergerak di usaha abon lele,” tambahnya.

Abon lele Canking, diproduksi secara industri rumah tangga, dan telah mengantongi izin dari instansi terkait baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Bahkan izin dari Badan Pengawasan Obat dan Minuman (BPOM) telah berhasil diperoleh. “Untuk merek Canking sendiri kita dapat paten dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Jakarta dengan mendaftar secara online. Saat ini kami tengah proses pengurusan sertifikasi halal dari MUI,” tambahnya.

Lihat juga...