Pemprov Sumbar Terus Berupaya Entaskan Tiga Daerah Tertinggal

Editor: Koko Triarko

Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit/ Foto: M. Noli Hendra 
PADANG – Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit, mengatakan, ada beberapa daerah yang masih berstatus daerah tertinggal, yakni, Pasaman Barat, Solok Selatan dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Sampai saat ini, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat terus mengupayakan tiga daerah itu keluar dari status daerah tertinggal. Upaya tidak hanya datang dari pemerintah provinsi, saja, namun juga pemerintah kabupaten yang bersangkutan.
“Kita terus memperjuangkan tiga daerah ini sebagai prioritas, agar segera keluar dari daerah tertinggal. Kita juga telah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan pemerintah pusat terkait tiga daerah tersebut, semoga secepatnya target itu terwujud,” katanya, saat ramah tamah dengan masyarakat di Kabupaten Solok Selatan, Minggu (25/11/2018) sore.
Ia menyebutkan, untuk dua daerah yang akan secepatnya itu keluar dari status tertinggal, yakni, Pasaman Barat dan Solok Selatan, sedangkan Kepulauan Mentawai masih dalam evaluasi. Namun, harapannya ketiganya dapat keluar dari status daerah tertinggal, dalam waktu dua tahun mendatang.
“Akan kita upayakan ketiganya. Karena dilihat dari angka nilai sudah cukup bagus,” ujarnya.
Selain itu, Nasrul juga mengatakan, dalam upaya melepaskan daerah yang tertinggal itu, perlu adanya penunjang infrastruktur. Maka, untuk jalan dari Solok Selatan ke Dharmasraya, Teluk Tapang di Pasaman Barat dan Trans Mentawai, menjadi  tiga prioritas utama yang akan dimatangkan lagi dengan kementerian terkait.
Kemudian, kata Wagub, untuk daerah yang masih belum terjangkau sinyal, pihaknya akan meminta Kominfo untuk mengusulkan kepada Kementerian agar dipasangkan tower sinyal, sebab daerah tertinggal ini merupakan prioritas pembangunan.
“Kebutuhan dasar seperti listrik dan komunikasi, agar dipasang segera. Apalagi, untuk daerah tertinggal ini, jadi ini akan saya komunikasikan lagi dengan pemerintah pusat. Jika perlu, saya sendiri yang menemui menteri untuk bahas ini,” tegasnya.
Ia berharap, dengan keluarnya tiga daerah di Sumatra Barat ini, dari status tertinggal akan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat. Setidaknya, mampu memberikan infrastruktur dan layanan lainnya, mudah didapat masyarakat.
Sementara itu, Kesempatan yang sama, Walinagari Lubuk Ulang Aling Tengah, Kabupaten Solok Selatan, Yunidas, berharap banyak dengan diprioritaskan daerahnya dalam segi pembangunan dan mengeluarkan dari status tertinggal, akan berdampak bagi masyarakat.
Apalagi, saat ini akses jalan di Lubuk Ulang Aling masih belum teraspal dan sinyal komunikasi belum menyeluruh didapatkan warganya.
“Diprioritaskan pembangunan di daerah ini, kita ingin pembangunan jalan dan sinyal komunikasi disegerakan, karena sangat dibutuhkan masyarakat,” tegasnya.
Ia mengaku, selama ini persoalan jaringan telekomunikasi cukup sulit dirasakan di desanya. Kondisi jalan pun sangat memprihatinkan. Hal ini juga yang membuat sulitnya sejumlah bantuan masuk ke desanya.
“Bagaimana orang lain mau datang ke sini, Pak? Jalan rusak, mau menelpon saja agak sulit.  Memang, harapan masyarakat ada prioritas pemerintah, untuk membantu masyarakat yang daerahnya terjauh ini,” jelasnya.
Buruknya akses jalan dan pendukung infrastruktur lainnya, membuat masyarakat di sana, tidak begitu menyenangi adanya transportasi mewah.
Kebanyakan masyarakat di sana masih hidup secara tradisional, seperti menggunakan pedati dan delman. Baik itu dalam kegiatan sehari-hari, maupun saat bertani.
Lihat juga...