Keragaman Perspektif dalam Festival Teater Jakarta 2018

Editor: Satmoko Budi Santoso

Menurut Benny, di sisi lain ada naskah-naskah yang memang sudah diakui sebagai naskah klasik Indonesia, seperti Malam Jahanam.

“Itu kelihatan semacam naskah yang bukan karena dorongan nasionalisme. Tapi karena naskah itu memberikan jawaban atas konsep efisiensi penggarapan. Karena pemainnya sedikit dan persoalannya juga gampang diikuti, serta tafsirnya tidak terlalu banyak membutuhkan referensi komprehensif, “ terangnya.

Kemudian, ada juga yang disebut karya-karya baru yang ditulis penulis zaman sekarang.

“Karya-karya baru itu wajahnya bisa jadi dua, yaitu mungkin menjadi naskah yang bisa memberikan inspirasi munculnya pemikiran kreatif. Tapi bisa juga di sisi lain, memiliki batas-batas tersendiri karena belum teruji secara publik,” tegasnya.

Bahan baku naskah yang beragam, penjuriannya tidak seobyektif mungkin.

“Karena pembacaan kami memiliki risiko-risiko tersendiri,” tandasnya.

Lihat juga...