Isu Lingkungan, Tekan Industri Sawit Nasional

Editor: Satmoko Budi Santoso

BALIKPAPAN – Indonesia merupakan negara produsen sawit terbesar di dunia. Selain karena memiliki lahan yang sangat luas, iklim tropis mendukung perkebunan sawit tumbuh subur. Industri sawit dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia. Itulah mengapa, sawit berpotensi menjadi komoditas utama dunia.

Akan tetapi, dunia internasional secara terus menerus menggunakan isu lingkungan untuk menekan produksi sawit dari Indonesia. Kampanye negatif digunakan agar Indonesia tetap menjadi konsumen berbagai produk dari negara-negara maju. Apalagi, jenis tanaman ini dapat menggantikan peran energi fosil sebagai sumber bahan bakar, terbuka lebar.

Pernyataan itu mengemuka dalam Workshop Jurnalistik bertema, “Membangun Awareness dan Persepsi Positif Industri Kelapa Sawit pada Kalangan Netizen” di Balikpapan, Rabu (28/11/2018). Adalah Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Tofan Mahdi, yang secara lugas menyebut dunia internasional menggunakan berbagai instrumen untuk “menghajar” industri sawit nasional.

“Berbagai kekuatan untuk mengangkat isu-isu negatif tentang sawit, agar sawit kita tidak diekspor ke negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika,” kata Tofan Mahdi. Dari kebakaran lahan, pembukaan hutan, hingga pembunuhan orangutan, media internasional mengkambinghitamkan sawit. Bekas wartawan itu mengungkapkan, sawit menjadi musuh nomor 1 negara maju, karena dapat mengancam berbagai komoditas mereka.

Data yang dirilis GAPKI menyebutkan, kelapa sawit memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan kedelai dan bunga matahari, yang menjadi andalan Eropa dan Amerika. “Karena produk sawit dapat digunakan untuk tiga sektor, yaitu makanan, oleo chemical serta energi,” jelas dia.

Lihat juga...