PURWOKERTO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terus mendorong penggunaan transaksi non-tunai karena dinilai lebih praktis dan aman, kata Kepala KPw BI Purwokerto, Agus Chusaini.
“Berbagai manfaat dapat dirasakan dalam transaksi nontunai, pertama, transaksi nontunai ini lebih praktis dan keamanannya lebih terjaga. Kedua, transaksi nontunai membantu pencegahan kegiatan krimininal atau tindak kejahatan karena sifatnya lebih transparan,” katanya di Purwokerto, Senin.
Menurut dia, transaksi nontunai juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas transaksi khususnya bagi pengelolaan uang karena biaya penanganan uang tunai (cash handling) dapat diturunkan.
Dalam hal ini, pengelola keuangan tidak perlu menghitung uang kembali, tidak perlu menyediakan uang pecahan kecil untuk kembalian, tidak perlu setor ke bank karena transaksinya langsung masuk rekening, dan dapat terhindar dari uang palsu.
Ia mengatakan, transaksi nontunai juga lebih lengkap sehingga perencaaan ekonomi dan kebijakan ekonomi daerah maupun nasional bisa lebih akurat.
“Karena memang sekarang ini, ketika transaksi dilakukan secara tunai, maka data itu tidak tercatat. Bisa kita bayangkan di pasar-pasar kita, itu lebih banyak yang tunai sehingga kita tidak tahu secara pasti berapa volume transaksi di pasar,” katanya.
Agus mengatakan, jika seluruh transaksi di pasar menggunakan nontunai, akan diketahui secara jelas nilai transaksi yang ada di pusat perbelanjaan itu.
Menurut dia, kondisi tersebut akan memudahkan para pengambil kebijakan untuk mengambil kebijakan yang lebih akurat dan lebih tepat.