Balikpapan Lakukan Penjaringan Stunting ke Sekolah
Editor: Mahadeva WS
BALIKPAPAN – Ditemukannya kasus stunting di Balikoapan, membuat pemerintah daerah setempat, melakukan penjaringan kasus stunting kepada anak sekolah. Hal itu menjadi bagian dari upaya penanggulangan stunting di masyarakat.
Sepanjang 2018, telah ditemukan 605 kasus stunting pada anak sekolah di Balikpapan. “Kami mulai dengan melakukan pendataan di sekolah-sekolah. Tinggi anak-anak diukur dulu baru, nanti dipetakan. Mulai dari TK, SD hingga SMP,” ujar Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, Selasa, (20/11/2018).
Kegiatan penjaringan ke sekolah menjadi rencana aksi daerah, dalam pencegahan dan penanganan kasus stunting. Hal itu menjadi tindak lanjut diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Wali Kota Balikpapan, tentang tim pencegahan dan penanganan kasus stunting. “Pemetaan ini nantinya ditindaklanjuti dengan upaya pemberian perbaikan gizi. Dan lebih penting lagi terhadap ibu hamil, yang harus rajin memeriksakan kesehatan kandungan,” tandas Rizal Effendi.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, cukup terkejut mengetahui angka penderita stunting di Balikpapan mencapai 30 persen. “Artinya setiap di lingkungan RT terdapat anak-anak penderita stuting,” kata Rahmad saat melakukan penjaringan dengan mendatangi sejumlah sekolah.
Menurutnya, angka 30 persen sangat besar, jika data tersebut benar. Untuk mengetahui secara langsung, pemerintah daerah melakukan pengecekan langsung di lapangan, baik ke sekolah maupun di lingkungan rumah tinggal. “Bukan hanya masalah Stunting, tapi juga masalah sosial lainnya. Kita lakukan ini karena kepedulian kepada anak penerus bangsa,” imbuhnya.
Rahmad menilai, masyarakat perlu memperhatikan asupan gizi dan vitamin untuk anak dalam tumbuh kembang. “Asupan gizi yang masuk pada anak-anak kita harus diperhatikan dengan baik, karena sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak,” tandasnya.