Akses Pasar Indonesia ke EFTA Makin Terbuka
LONDON – Akses pasar barang, jasa, dan investasi, antara Indonesia dan negara-negara anggota European Free Trade Association (EFTA) semakin terbuka lebar. Termasuk untuk kegiatan kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas.
Peluang tersebut semakin terbuka, setelah ditandatanganinya pernyataan bersama, Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA), oleh Menteri Perdagangan Indonesia, Enggartiasto Lukita, dengan empat menteri negara-negara anggota EFTA di Sekretariat EFTA, Jenewa, Swiss.
Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI Bern menyebut, penandatanganan tersebut, menjadi benang merah dari Forum Bisnis, yang diadakan KBRI Bern di Kota Jenewa pada Jumat (23/11/2018) sore waktu Swiss. Forum Bisnis bertema Optimizing the Benefits of Indonesia-EFTA CEPA Agreement, dihadiri sekira 20 pelaku usaha di Swiss, yang memiliki bisnis di Indonesia.
Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman D. Hadad, yang memandu diskusi terbatas antara Menteri Perdagangan RI dengan pelaku usaha Swiss mengatakan, tujuan utama forum bisnis tersebut adalah, untuk sosialisasi pemanfaatan IE-CEPA, bagi pelaku bisnis di Indonesia dan negara-negara EFTA. Perundingan IE-CEPA, telah berlangsung secara intensif selama hampir delapan tahun. Menjadi perundingan CEPA terpanjang, yang pernah dimiliki oleh Indonesia hingga saat ini.
“Kita dorong pelaku usaha di Indonesia memanfaatkan CEPA dengan negara EFTA yang telah diperjuangkan sejak lama, karena berdasarkan survey sebagian perjanjian perdagangan bebas mandeg atau tidak dimanfaatkan dengan baik,” ujar ujar Dubes Muliaman yang merupakan mantan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut.