Timus, Makanan Kaya Karbohidrat yang Semakin Dilupakan
Editor: Mahadeva WS
YOGYAKARTA – Makanan tradisional seperti Timus, saat ini sudah semakin sulit ditemukan. Sebagian besar generasi muda, bukan tidak mungkin sudah tidak mengenal lagi makanan sehat, kaya karbohidrat yang terbuat dari ubi jalar tersebut.
Pada masa lalu, Timus merupakan makanan yang begitu banyak digemari masyarakat. Hampir setiap penjual gorengan, di pinggir-pinggir jalan, menjajakan Timus, sebagai salah satu menu dagangan mereka.
Meski jarang, di Yogyakarta, Timus hingga saat ini masih bisa ditemui. Selain dijual di sejumlah angkringan, Timus juga kerap dibuat oleh masyarakat untuk dikonsumsi sendiri. Bahan bakunya yang mudah dan murah, serta cara pembuatannya yang mudah, menjadikan timus tetap eksis di tengah serbuan kuliner modern.
Salah seorang warga Yogyakarta, Rahma, menjelaskan, Timus biasa dibuat dari bahan baku utama ubi jalar, atau biasa juga disebut ketela rambat, baik itu ubi jalar ungu, oranye, putih maupun kuning. Tidak seperti singkong yang memiliki lebih banyak serat dan rasa gurih, ubi jalar memiliki tekstur yang cenderung lembut dan rasa lebih manis.

“Selain memiliki kandungan karbohidrat sangat tinggi, ubi jalar juga memiliki kandungan serat, vitamin serta anti oksidan. Sehingga sangat baik dikonsumsi,” jelas Rahman.
Untuk membuat Timus, bahan yang dibutuhkan hanyalah ubi jalar, tepung tapioka, gula pasir dan garam. Langkah pertama membuat timus, dilakukan dengan mengukus ubi. Setelah dikukus, ubi kemudian dihaluskan dan dicampur dengan tepung tapioka, serta gula pasir dan garam. “Setelah itu uleni adonan hingga kalis dan merata. Bentuk adonan menjadi lonjong dengan tangan. Setelah itu tinggal digoreng hingga matang. Tiriskan dan taruh di kertas, agar minyak terserap. Timus pun siap disajikan,” jelasnya.