Rumah Terbalik, Cara Kreatif Korban Gempa Lombok Gaet Wisatawan
Editor: Satmoko Budi Santoso
LOMBOK BARAT – Beragam cara dilakukan masyarakat korban gempa Lombok untuk bisa bangkit dari keterpurukan pasca dilanda bencana gempa bumi, tanpa mau terpaku menunggu bantuan dari pemerintah.
Seperti dilakukan Sukarno, warga masyarakat Desa Bug-bug, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dengan membangun rumah berkonsep dan arsitektur tidak biasa dari kebanyakan rumah yang dibangun masyarakat korban gempa lain.
“Rumah yang dibangun bukan rumah biasa. Model rumah mengusung konsep rumah terbalik dan memang sengaja dengan model seperti ini. Supaya lebih unik dan menarik wisatawan yang berkunjung” kata Sukarno, Selasa (16/10/2018).
Konsep pembangunan rumah terbalik dibangun juga mirip seperti sedang bersujud, maka bisa juga disebut rumah sujud, karena posisi rumah seperti sedang bersujud.
Menurutnya, hal ini menjadi penanda bahwa manusia tetap harus bersyukur kepada Allah SWT dan menjadikan musibah sebagai ujian untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Ia dibantu teman-teman sesama pendaki Gunung Rinjani membersihkan puing bangunan rumahnya akibat gempa. Begitu rampung proses pembersihan, Sukarno secara swadaya membangun rumahnya kembali.
“Memang sengaja membuat konsep rumah terbalik, selain sebagai tempat tinggal, juga supaya kelihatan unik, sehingga menarik setiap yang melihat, termasuk wisatawan,” katanya.
Sukarno memiliki harapan, warga sekitar mau mengikuti langkahnya membangun rumah dengan konsep serupa. Ide pembangunan rumah terbalik dibantu sang kakak yang memiliki kemampuan dalam hal arsitektur.
Untuk pembangunan konsep rumah terbalik, Sukarno menghabiskan sekira Rp50 juta menggunakan bahan material mulai dari genting ondovila untuk atap, kalsiplank untuk dinding, dan sisa puing yang masih bisa digunakan seperti pintu dan jendela.