Petani Bawang Merah di Sukoharjo Antisipasi Serangan Hama

Editor: Koko Triarko

SOLO – Petani bawang merah di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mulai mengantisipasi serangan hama, terutama ulat pemakan batang. Berbagai cara pun dilakukan, salah satunya dengan teknik tradisional, dengan menjala hama sebelum bertelur di pohon bawang merah
Hal inilah yang dilakukan Wiyono, salah satu petani bawang merah di Polokarto, Sukoharjo, yang menggunakan lem tikus untuk menjala hama klaper dan ulat pemakan batang pohon.
Menurut pria 54 tahun ini, hama klaper dan ulat pemakan batang merupakan musuh utama bagi petani bawang merah. Sebab, jika tanaman bawang merah sudah banyak diserang hama klaper dan ulat pemakan batang, maka hampir bisa dipastikan hasil panennya tidak maksimal.
“Sulit disembuhkan kalau batang dan daun sudah dimakan ulat. Kita semprot dengan pestisida juga banyak yang tidak mempan. Satu-satunya cara memang harus pintar memilih pestisida yang benar-benar ampuh,” kata Wiyono, saat ditemui Cendana News, Senin (22/10/2018).
Upaya untuk menghalau hama klaper dan ulat batang pohon yang dilakukan adalah dengan cara mencegahnya hinggap dan bertelur di pohon bawang merah. Penangkal hama yang diakibatkan oleh klaper ini dengan cara manual, yakni dengan masang perangkap di sela-sela tanaman pohon bawang merah. Upaya ini dinilai cukup efektif, sehingga hama klaper dan ulat pemakan batang mampu diminimalisir.
“Kalau saya halau dengan memasang perangkap klaper. Misalnya, botol bekas minuman kita beri lem tikus sebagai perekat. Nah, klaper yang mau bertelur di pohon ini biasanya terjebak dan tidak bisa bertelur,” terang Wiyono.
Pria yang sudah beberapa kali sukses menanam bawang merah  ini juga menyiapkan langkah antisipasi serangan hama, khususnya pada malam hari. Yakni, menggunakan lampu penerangan di malam hari yang di bawahnya terdapat air yang menggenang. Hama klaper maupun wereng yang menjadi musuh tanaman bawang merah akan jatuh di air setelah melihat cahaya di malam hari.
“Informasi seperti ini untuk mencegah serangan hama, juga kami sosialisasikan kepada petani bawang merah lainnya. Kita berbagai pengalamam agar panennya bisa baik,” tandasnya.
Petani bawang merah lainnya, Kardyanto, menambahkan, selain serang hama wereng dan ulat pemakan batang, petani juga harus pintar menghitungkan musim tanam. Seperti  pengenalan daerah lain produksi bawang merah.
Saat bawang merah banyak ditanam oleh petani, hal itu mengakibatkan harga menjadi turun.
“Demikian pula banyak petani, khususnya penghasil bawang merah seperti Brebes, Magelang, Temanggung, tidak banyak tanam bawang, maka kita tanam,” imbuhnya.
Selain serangan hama dan musim taman, petani bawang merah di Sukoharjo  juga memiliki cara khusus untuk menjaga harga untuk stabil. Salah satunya dengan memangkas rantai pemasok di tingkat tengkulak, dengan turun pasar langsung. Langkah ini untuk menjaga harga agar tidak banyak dimainkan oleh tengkulak.
“Setelah panen, kita langsung jual ke pedagang di pasar. Ini untuk menjaga, agar harga juga stabil dan tidar terpaut banyak dari petani,” tandasnya.
Lihat juga...