Pembuatan Kue Tradisional di Lamsel Terkendala Bahan Baku
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Usaha pembuatan kue tradisional masih memiliki pangsa pasar tersendiri bagi pengrajin di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Rempeyek kacang, keripik singkong, pisang, ubi jalar, keripik sukun, kembang goyang dan kue tradisional lain masih menjadi incaran dari berbagai kalangan masyarakat.
Andi Maryanto (58) bersama istri, Rustanti (48) menyebutkan, pembuatan tergantung dengan keberadaan bahan baku. Saat cuaca mendukung akan mudah untuk mendapatkannya.
“Pemilik lahan pertanian yang masih menanam singkong, pisang dan ubi jalar menjadikan usaha saya tetap berjalan. Tapi saat kemarau seperti saat ini, saya kesulitan bahan baku,” terang Andi Maryanto yang menekuni pembuatan kue tradisional sejak 15 tahun silam saat ditemui Cendana News, Selasa (16/10/2018).
Andi Maryanto menyebutkan, sejumlah bahan baku dibeli dari petani dengan harga bervariasi. Singkong Rp30.000 ukuran satu karung seberat 20 kilogram, pisang jenis kepok manado Rp25.000 satu tandan, Sukun Rp2.000 per buah, ubi jalar Rp20.000 per keranjang serta bahan baku lain jenis tepung beras yang dibeli di toko bahan makanan.
Disebutkan, Andi Maryanto dan isterinya menyebutkan, pelanggan tetap yang memesan di antaranya toko penjual kue hingga konsumen langsung yang biasanya membeli dalam jumlah banyak saat hari-hari penting, seperti menjelang hari raya Idul Fitri serta acara khusus seperti arisan atau acara keluarga.
“Kue tradisional yang dipesan oleh konsumen keluarga menjadi pelengkap kue-kue lain agar sajian semakin beragam,” beber Andi.
Ditambahkan Rustanti, pembuatan kue tradisional menjadi usaha kecil yang menjanjikan. Tinggal di dekat Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) dari Bandar Lampung menuju pelabuhan Bakauheni membuat ia memiliki pelanggan tetap toko oleh-oleh.