MEDAN — Ekspor karet remah atau crumb rubber Sumatera Utara masih melemah akibat kurang permintaan dari berbagai negara pengimpor.
“Pada posisi September 2018, misalnya, ekspor crumb rubber Sumut turun 2,3 persen dari bulan Agustus atau hanya 39.018 ton. Sementara pada Agustus 2017, 40.018 ton,” ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia atau Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat (26/10/2018).
Selain karena berkurangnya permintaan, penurunan volume ekspor itu juga diakibatkan penundaan pengiriman akibat pasokan kurang.
Walau pasokan di Sumut dan provinsi lain berkurang, tetapi tidak berdampak pada peningkatan harga di pasar global.
“Ada dugaan, kondisi itu diakibatkan adanya kelebihan pasokan di pasar global dan permainan spekulan,” ujarnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi mengatakan, nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut di tahun 2018 memang turun.
Nilai ekspor produk itu hingga Agustus misalnya turun 21,45 persen dibandingkan periode sama 2017 atau tinggal 814, 101 juta dolar AS.
Pada periode sama 2017, nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut masih bisa 1,036 miliar dolar AS.
Penurunan nilai ekspor karena volume dan harga ekspor karet dan barang dari karet Sumut itu menurun. Penurunan terjadi karena krisis global yang masih berlangsung dan termasuk dampak gejolak naiknya dolar AS.
Ekspor karet dan barang dari karet Sumut mengalami penurunan hampir ke semua negara tujuan. Ekspor ke AS, misalnya, turun 12,23 persen menjadi 167,892 juta dolar AS dari periode sama pada 2017 yang 191,293 juta dolar AS. (Ant)